Wuidih... Selamat Tinggal Jarum Suntik, Teknologi Pil Baru Bakal Menggantikannya

Sebuah terobosan baru dari University of Bath dapat menjadikan suntikan yang menyakitkan sebagai masa lalu bagi banyak pasien.
Teknologi ini, yang dikembangkan oleh para peneliti di Department of Life Sciences universitas tersebut, memungkinkan berbagai macam obat berbasis protein —yang saat ini hanya tersedia melalui suntikan— untuk dikonsumsi dalam bentuk pil sederhana.
Obat-obatan ini mencakup perawatan penting seperti hormon pertumbuhan, imunoterapi kanker tertentu, dan obat-obatan untuk mengelola diabetes dan berat badan, seperti Wegovy dan Ozempic.
Saat ini, obat-obatan tersebut tidak dapat dikonsumsi secara oral karena obat berbasis protein dipecah oleh asam lambung dan enzim sebelum dapat diserap ke dalam aliran darah.
Itulah sebabnya suntikan adalah satu-satunya pilihan, yang dapat terasa tidak nyaman, merepotkan, dan menjadi penghalang untuk penggunaan rutin—terutama bagi orang-orang dengan kondisi kronis yang membutuhkan dosis harian.
Pendekatan baru tim Bath memecahkan masalah ini dengan mengangkut protein terapeutik secara aman melintasi dinding usus ke dalam darah.
Sistem ini bekerja dengan meniru proses alami yang digunakan oleh bakteri usus tertentu.
Para peneliti menghubungkan molekul obat tersebut—dalam pengujian mereka, hormon pertumbuhan manusia—dengan molekul pembawa yang tidak berbahaya yang diambil dari sejenis bakteri yang terkait dengan kolera.
Molekul pembawa ini menempel pada reseptor spesifik di permukaan sel yang melapisi usus.
Molekul ini kemudian mengangkut obat yang telah terikat melintasi dinding usus dan melepaskannya ke aliran darah—tanpa merusak lapisan usus.
Dalam uji coba pada hewan, metode ini secara konsisten menyalurkan 5–10% obat ke dalam darah, cukup untuk pengobatan yang efektif.
Profesor Randy Mrsny, yang memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa platform ini tidak hanya aman dan konsisten, tetapi juga menggunakan jalur biologis yang sudah dipahami dengan baik.
"Setelah dikembangkan menjadi pil, sistem kami akan lebih nyaman bagi pasien daripada suntikan, yang berarti tidak ada lagi jarum suntik," jelasnya.
Tim telah berhasil menguji metode ini pada tikus dan sekarang bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk menyempurnakannya.
Mereka berharap dapat memulai uji coba awal pada manusia dalam dua tahun ke depan.
Jika berhasil, pendekatan ini dapat sangat memudahkan hidup pasien yang saat ini harus menyuntik diri sendiri setiap hari—seperti anak-anak yang membutuhkan terapi hormon pertumbuhan atau orang yang sedang menjalani penyakit kronis.
Tidak seperti sistem eksperimental sebelumnya, metode ini tidak merusak lapisan usus dan dapat diadaptasi untuk berbagai perawatan berbasis protein.
"Ini berpotensi mengubah hidup pasien," kata Mrsny, "dengan mengganti suntikan dengan pil sederhana."
Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Controlled Release.