Home > Didaktika

Menurunkan Berat Badan Sebelum Program Bayi Tabung Bisa Tingkatkan Peluang Kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengikuti program penurunan berat badan sebelum memulai IVF memiliki peluang lebih tinggi untuk hamil tanpa bantuan medis.

Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi yang sedang mempersiapkan in vitro fertilization/IVF (program bayi tabung) sering disarankan untuk menurunkan berat badan terlebih dahulu.

Tetapi apakah hal ini benar-benar meningkatkan peluang mereka untuk memiliki bayi?

Sebuah analisis baru oleh para peneliti di Universitas Oxford menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebelum IVF dapat meningkatkan peluang kehamilan—meskipun manfaatnya tampaknya lebih banyak berasal dari konsepsi tanpa bantuan daripada dari prosedur IVF itu sendiri.

Studi yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine ini meninjau hasil dari 12 uji coba terkontrol acak yang melibatkan 1.921 wanita.

Semua peserta berusia minimal 18 tahun, memiliki IMT 27 kg/m² atau lebih tinggi, dan sedang menjalani program IVF atau injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI) untuk mengatasi infertilitas.

Uji coba yang dilakukan antara tahun 1980 dan Mei 2025 ini sebagian besar melibatkan wanita berusia awal 30-an, dengan IMT median 33,6.

Para peneliti mengamati empat hasil utama: kehamilan tanpa IVF (kehamilan tanpa bantuan), kehamilan yang dicapai melalui IVF (kehamilan yang diinduksi oleh pengobatan), total kehamilan dari kedua metode, dan kelahiran hidup.

Intervensi penurunan berat badan dalam studi ini bervariasi, mulai dari diet rendah energi hingga olahraga yang dikombinasikan dengan saran makan sehat, dan dalam beberapa kasus, pengobatan bersamaan dengan rekomendasi diet dan aktivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengikuti program penurunan berat badan sebelum memulai IVF memiliki peluang lebih tinggi untuk hamil tanpa bantuan medis.

Hal ini menunjukkan bahwa penurunan berat badan itu sendiri dapat meningkatkan kesuburan bagi sebagian perempuan, sehingga berpotensi membuat IVF tidak diperlukan.

Namun, bukti yang ada kurang jelas terkait apakah penurunan berat badan meningkatkan peluang kehamilan melalui perawatan IVF.

Ketika para peneliti mengamati kelahiran hidup, temuannya tidak pasti—tidak ada bukti kuat bahwa penurunan berat badan sebelum IVF meningkatkan kemungkinan membawa pulang bayi.

Di sisi positifnya, terdapat keyakinan moderat bahwa intervensi penurunan berat badan tidak meningkatkan risiko keguguran.

Menurut para penulis, temuan ini menunjukkan bahwa menurunkan berat badan sebelum IVF dapat meningkatkan jumlah kehamilan, terutama dengan meningkatkan tingkat konsepsi alami.

Hal ini dapat berarti bahwa bagi sebagian wanita, perubahan gaya hidup sebelum IVF tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan tetapi juga mengurangi kebutuhan akan perawatan kesuburan yang mahal dan invasif.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa diperlukan lebih banyak uji coba berkualitas tinggi, terutama yang menguji metode penurunan berat badan yang paling efektif, seperti program penggantian diet total rendah energi.

Studi semacam itu dapat membantu menentukan apakah penurunan berat badan yang lebih besar menghasilkan peningkatan yang lebih konsisten dalam keberhasilan IVF dan tingkat kelahiran hidup.

Untuk saat ini, meskipun menurunkan berat badan sebelum IVF mungkin tidak menjamin bayi, hal itu dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan secara keseluruhan—menjadikannya langkah yang patut dipertimbangkan bagi banyak wanita yang merencanakan perawatan kesuburan.

× Image