Home > Didaktika

Ilmuwan Temukan Penyakit Pembekuan Darah Baru

Pasien mengalami pembekuan darah akibat antibodi yang menyerupai antibodi VITT, bahkan tanpa heparin atau vaksinasi sebelumnya.
halodoc
halodoc

Para peneliti di Universitas McMaster telah membuat penemuan inovatif di bidang hematologi, mengungkap gangguan pembekuan darah baru yang menjelaskan pembekuan spontan dan persisten meskipun telah diberikan antikoagulasi dosis penuh.

Kondisi ini, yang dijelaskan secara rinci dalam The New England Journal of Medicine pada 12 Februari 2025, memiliki implikasi signifikan terhadap diagnosis dan pengobatan.

Gangguan ini, yang disebut gamopati monoklonal mirip VITT dengan signifikansi trombotik (MGTS), menyerupai trombositopenia dan trombosis imun yang diinduksi vaksin (VITT), yang sebelumnya dikaitkan dengan beberapa vaksin COVID-19 yang telah dihentikan produksinya.

Pasien mengalami pembekuan darah akibat antibodi yang menyerupai antibodi VITT, bahkan tanpa heparin atau vaksinasi sebelumnya.

Pengujian khusus menunjukkan antibodi mirip VITT dan protein monoklonal (M) yang persisten, yang menunjukkan kondisi patologis kronis.

Penelitian ini dipimpin oleh Prof. Theodore Warkentin dan melibatkan kolaborator internasional dari Kanada, Selandia Baru, Prancis, Spanyol, Jerman, dan Australia.

Penelitian ini menganalisis pasien dengan pembekuan darah yang tidak dapat dijelaskan meskipun telah menggunakan antikoagulan dan menemukan bahwa antibodi mirip VITT terkait dengan protein M.

Para kolaborator mengonfirmasi protein M ini sebagai agen patologis menggunakan pengujian lanjutan.

Pengencer darah tradisional tidak efektif pada semua pasien. Manfaat terlihat dengan terapi alternatif seperti IVIG dosis tinggi, inhibitor tirosin kinase Bruton, dan terapi target sel plasma.

Penemuan ini membutuhkan pendekatan diagnostik dan pengobatan baru untuk gangguan pembekuan darah yang berulang atau tidak dapat dijelaskan.

Penelitian ini didukung oleh Canadian Institutes of Health Research (CIHR), Public Health Agency of Canada, dan Heart and Stroke Foundation of Canada.

Studi ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

× Image