Mengapa Kolesterol Rendah Tak Selalu Lebih Baik Untuk Pencegahan Stroke

Kolesterol sering mendapat julukan buruk, terutama dalam hal kesehatan jantung. Kita telah diberi tahu bahwa kolesterol tinggi, terutama jenis "jahat" yang disebut LDL, meningkatkan risiko penyakit jantung. Itu sebagian besar benar.
Tetapi bagaimana dengan stroke? Dan apakah kolesterol rendah selalu lebih baik? Penelitian baru menunjukkan jawabannya tidak sesederhana itu.
Untuk memahaminya dengan lebih baik, mari kita mulai dengan dasar-dasarnya.
Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah Anda. Tubuh Anda membutuhkan sejumlah kolesterol agar berfungsi dengan baik, tetapi terlalu banyak jenis yang salah dapat berbahaya.
Ada dua jenis utama kolesterol: LDL (lipoprotein densitas rendah), yang dikenal sebagai kolesterol "jahat", dan HDL (lipoprotein densitas tinggi), jenis "baik".
Kadar LDL yang tinggi dapat menyumbat pembuluh darah Anda dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Itulah sebabnya banyak orang mengambil langkah-langkah untuk menurunkan kadar LDL mereka, seperti makan lebih sehat atau minum obat.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika menyangkut stroke, ceritanya mungkin lebih rumit.
Para peneliti mengamati data dari lebih dari 800.000 orang yang pernah menderita stroke.
Mereka ingin mengetahui bagaimana kadar kolesterol LDL memengaruhi kelangsungan hidup setelah stroke, dan apakah infeksi setelah stroke berperan dalam hasil tersebut.
Apa yang mereka temukan mengejutkan. Hubungan antara kolesterol LDL dan kematian setelah stroke tampak seperti kurva berbentuk U.
Ini berarti orang dengan kadar LDL yang sangat rendah atau sangat tinggi memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, sementara mereka dengan kadar LDL di kisaran menengah memiliki tingkat kelangsungan hidup terbaik. Faktanya, kadar LDL yang paling aman adalah sekitar 2,67 mmol/L.
Salah satu alasannya mungkin adalah peran infeksi. Setelah stroke, orang dengan kolesterol LDL yang lebih rendah lebih mungkin terkena infeksi.
Infeksi ini, pada gilirannya, meningkatkan risiko kematian. Para peneliti memperkirakan bahwa infeksi dapat menjelaskan sekitar 40% hubungan antara kadar LDL dan kematian.
Pola ini tetap berlaku bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, berat badan, dan seberapa serius stroke tersebut. Dengan kata lain, temuan tersebut bukan sekadar kebetulan.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa kolesterol LDL yang rendah mungkin tidak selalu menjadi hal yang baik selama masa pemulihan pasca-stroke.
Mengapa LDL yang rendah membuat seseorang lebih mungkin terkena infeksi? Salah satu kemungkinannya adalah kolesterol berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kolesterol LDL dapat membantu melawan bakteri.
Jadi, jika kadar LDL Anda terlalu rendah, tubuh Anda mungkin tidak sekuat itu dalam mempertahankan diri terhadap infeksi—terutama selama peristiwa yang menegangkan seperti stroke.
Jadi, apa artinya ini bagi pasien stroke? Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan kolesterol pasca-stroke mungkin perlu lebih personal.
Alih-alih menargetkan kadar LDL serendah mungkin, dokter mungkin perlu menemukan jalan tengah yang aman yang mendukung kesehatan jantung dan fungsi kekebalan tubuh.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah satu penelitian. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cara terbaik mengelola kolesterol pasca-stroke.
Namun, penelitian ini merupakan pengingat yang baik bahwa kesehatan itu rumit, dan apa yang berhasil dalam satu situasi mungkin tidak ideal dalam situasi lain.
Jika Anda pernah terkena stroke atau khawatir dengan kolesterol Anda, konsultasikan dengan dokter.
Mereka dapat membantu Anda memahami apa arti kadar kolesterol Anda dan langkah-langkah apa yang dapat Anda ambil untuk tetap sehat.
Penelitian ini dipublikasikan di Science Bulletin dan menambahkan bagian penting pada teka-teki tentang bagaimana kolesterol memengaruhi hasil stroke.
Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa dalam hal kesehatan, lebih banyak tidak selalu lebih baik—dan begitu pula sebaliknya.